Hai
gengs salam dari kota suci, kudus city.
Btw,
the first time nulis di rumah itu
rasanya…
Banyak
uneg-uneg, tapi untuk di tulis/post langsung itu harus dipilah-pilah lagi
Mengapa
mau cerita dikit dari judul diatas?
Karena
kemarin, udah lama ada beberapa yang nggak sengaja nanya dan berbagi sepotong
cerita
Vin
kamu itu nilai dirimu sebagai introvert
apa extro?
Well,
aku juga bingung gimana nilai diri sendiri sekarang. nggak nanya vin wkwk
Dulunya waktu kecil aku itu penakut, pemalu, dan pe
pe pe lainnya.
Beneran gengs ini nggak ku buat-buat.
Beda memang kalau sekarang dilihat, aku rada pemberani/lumayan mandiri (?)
Beneran pemberani vin? Hmm, pernah cerita sama
temen, kalo aku itu pernah ngurus semua masalah akademik yang harus dicicil
sendirian, bolak balik sana sini (antar kota) sendirian, pulang kampung sering
sendirian, ke rs sendirian, makan sendirian, dan se se sendirian lainnya, dia
pun langsung nge-judge aku pemberani.
Entah pemberani atau entah too
independent woman sih.
Gimana ya. Kenapa serba sendiri, bukannya nggak
punya temen, bukannya nggak setia dalam hal pertemanan, tapi aku orangnya nggak
suka nunggu terlalu lama, wasting
time is bad things bro sist di zaman sekarang ini. So lonely sih kadang tapi hidup itu harus belajar segala sesuatu
sendiri dulu bukan? Sebelum kita ditinggalin selamanya sama orang terkasih.. keluarga maksud wee. Hmm
mungkin ini alesan aku masih single? Wkwk bukan bukan, sejatinya manusia butuh
pendamping yang tujuan nya nggak sekedar menemani
bukan?
Dan alesan yang lain adalah pemikiran di benakku,
kita manusia diberi mulut itu digunakan untuk hal yang baik bukan untuk yang
lain kek lagi tren sama orang-orang di zaman milenial such as ngritik so tajem
setajem cutter, ngadu domba,
ngghibah, dan nge nge lainnya. Tapi lebih baik digunakan, kalau nggak tau
sesuatu untuk nanya ke orang. Tapi emang lihat dulu sih orang yang mau kita
tanya, zaman sekarang banyak kejadian yang merugikan dan bertujuan
menyalahgunakan orang. Ya kalau nggak tanya ke orang bisa sih buka sejenis maps google sejenisnya. Simple kan?
Oiya ada yang nge judge langsung aku itu ambivert. Iya 2 kepribadian gitu, intro
dan extro yes. But honestly kalau ditanya aku model apa sekarang? Ngikutin sikon.
Situasi n kondisi lingkungan sekitar ku sekarang kek gimana. Psiko? Aneh? Bukan. Menurutku
setiap orang punya sifat ini. Dan, setiap orang nggak bisa dan nggak mungkin
100% kepribadiannya itu condong ke intro aja. Aku contohnya. Dan mungkin banyak
temen yang baca ini juga. Enak nggak ngejalaninnya? Hmm di enak-in aja. Di ikutin
aja alur dan rasanya. Menurut w mending gitu sih. Nggak condong / nggak lebih
ke 1 kepribadian itu. Gimana ya, ya kalau misal lebih ke intro, hidup ini
bentar bro sist nggak abadi di dunia, jadii, kalau mau intro kalau model aku
contohnya lebih suka kemana-mana sendiri kalau lagi kondisi urgent, kalau lagi butuh cerita dan
ketemu temen yaudah deh dikeluarin extro nya, dipuasin diliatin sifat aslinya, quality
timenya kalau sama temen yang udah kenal
deket aja sih heheu.
Oiya contoh lain introvert dari diri w adalah nggak
terlalu bisa langsung lalala yeyeye / deket sama stranger. Kalau sksd bisa sih. Basa basi bisa juga. Itupun kalau
mau kerja sama sama client buat suatu acara gitu. Soalnya udah terlalu sering
ngurusin ke-humas-an yang definitely
berhubungan baik sama orang baru itu
harus gimana. Nggak terlalu bisa mungkin disini aspek nya nggak bisa langsung
percaya sama stranger ini tadi. Why? Too
cheesy, kaku amat lo vin. Hmm karena menurut w zaman sekarang apalagi di tanah
rantauan yang naas nya nggak ada saudara juga, nih diri kudu protect lah ya sama hal-hal berbau kek
gitu. Dan nggak bisa cerita yang terlalu privacy lah ya like keluarga dan pikiran lain lainnya yang nggak penting buat orang lain.
Jadi, masalah kepribadian itu memang balik lagi ke
individu masing-masing. Be yourself! Lelah
lahir batin kalau ngikutin sifat/gaya/kepribadian orang lain terus gengs. Nggak
ada gunanya. Wasting time! Meskipun mau
dinilai aneh/nge-bosenin/nggak modist/nggak kekinian, senyumin ajaa J
“Berhentilah untuk merasa tidak puas dengan dirimu
sendiri. Berhenti untuk berharap kamu menyerupai orang lain. Mengikuti keinginan
orang lain kamu harus seperti apa. Berhenti untuk membenci fisikmu, keanehan,
dan keunikanmu. Be confident with who you
are.
Kebahagianmu
bukan berada di tangan orang lain atau berdasarkan opini mereka. Kamu sempurna
dengan caramu sendiri.”

Komentar
Posting Komentar