Disini, bakal ngomongin keresahanku yaitu sesuai judul.
Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia - Ali bin Abi Thalib.
Jangan percaya terlalu banyak,
jangan mencintai terlalu banyak,
jangan berharap terlalu banyak,
sebab terlalu banyak akan melukai begitu banyak pula!
But have a courage and be kind, always!
Kemandirian
"hahaha bakal nggak punya temen entar dong lu". Iya, kerasa banget. Ada sih temen. Yaa disyukuri saja teman yang sekarang, ada yg menemani, membantu, dan memahami sifat "nggak enakan"nya epin. Yaa gimana ya hamba keturunan jawa tulen, rasa ewuh/nggak enakan ini sangat melekat, kadang sangat menyiksa. Anda salahh mengira w anak jabodetabekk wkwk. Banyak dulu pas tingkat pertama pada ngira "evin urang bandung ya?", "jakarta sebelah mana vin?". Waduh kalau udah w ngomong jowo rada medog udah deh "oooh wong jowo thooo". Iyee menurut nganaa wkwk. So?
Gue percaya dengan omongan ini, "Jangan terlalu berharap sama manusia". Apalagi temen, sama keluarga inti aja pernah kecewa.Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia - Ali bin Abi Thalib.
Jangan percaya terlalu banyak,
jangan mencintai terlalu banyak,
jangan berharap terlalu banyak,
sebab terlalu banyak akan melukai begitu banyak pula!
But have a courage and be kind, always!
Kemandirian
Jujur, gue menilai diri sendiri sekarang lumayan mandiri. Why? Keluarga dan temen deket SMP dan SMA ku pasti tau, evin ini manja, apa-apa butuh penilaian dan saran mamah dulu, nggak terlalu bisa masak, jarang nyuci, nggak pedean, rada pemalu kalau ngomong didepan orang banyak, pokoknya rada pemalas. But honestly struggle buat pendidikan w baru ngerasa dari sd, smp, sma. Naik sepeda? pernah dan lumayan jauh antara rumah - SD dan SMP. SMA naik angkot - motor sih. Kuliah? Jalan hampir 4 taun say. Ruang kuliah yang nggak menetap tiap harinya, eh tiap jam maybe bisa bolak balik antara fakultas perikanan, peternakan, pertanian, ekonomi, teknik, pernah w singgahin. Sekarang? Alhamdulillah udah nggak sering ditelfon abang gojek, bisa kemana-mana sendiri. Dan lebih seneng belanja bulanan sendiri juga, bisa masak ala anak kostan gitu, nyuci tiap hari wkwk nggak sesering itu ding, udah lumayan pede buat ngomong didepan banyak orang. Tapi nggak sampe nonton di bioskop sendiri/makan di kantin sendiri. Mending bungkus biar nggak keliatan jomblo.
Ada suatu angket penilaian dari temen cowok tentang kalo cewek terlalu mandiri tuh gimana? "ya bagus", "jangan terlalu mandiri, banyak efek nggak enaknya", "kalau terlalu mandiri, nanti sifat ceweknya bisa hilang". "Kalau terlalu mandiri, nanti cowok nggak dibutuhin, ntar jomblo lho". Wkwk bukan masalah nggak butuh temen/cowok sih. Bukan lupa kodrat juga. Bergantung pada orang lain dalam melakukan aktivitas w, bukan hanya membatasi diri sendiri, tapi juga mereka: entah itu orang tua, pacar hingga teman-teman. Mereka mungkin memberikan semua bantuannya dengan senang hati. Tapi pernahkah kamu berpikir bahwa tanpa permintaan merepotkanmu, mereka akan lebih punya kehidupan mereka sendiri? Dengan belajar jadi mandiri, kita tidak hanya melakukan kebaikan untuk diri sendiri, orang-orang terdekat juga akan merasakan manfaatnya. Kemandirian memberi perspektif yang lebih terang soal prioritas yang harus dikejar. Kemandirian akan membuatmu punya sikap dalam berbagai hal. Tidak akan lagi jadi cewek yang cuma “Iya-iya” doang kalau diajak berdiskusi. Ketegasan dan keberanian untuk punya keberpihakan macam ini yang akan membuat lebih dihargai oleh orang lain.
Mandiri adalah tentang ketegasan, keberpihakan dan keberanian dalam menentukan apa yang selayaknya terjadi dalam hidupmu. Sudah. Tidak lebih dari itu.
Gimana menurut kamu?
Kesetiaan
Setia setiap saat. Sangat appreciate sama seseorang khususnya cowok, yang bisa setia sama cewek. Meski pernah atau sering disakiti. Memangnya susah untuk membuat diri sendiri untuk setia? Tergantung. Karena kalau aku melihat lawan main, memberikan sinyal positif apa nggak. Apalagi hanya satu pihak, kadang menyiksa. Ah sudahlah.
Mungkin benar bahwa cinta dalam diam hanya berkutat pada spekulasi sendiri.
Boleh jadi, kita itu harus belajar dari dibenci lebih dulu, untuk paham arti kasih sayang dan kepedulian.
Belajar sendiri dan kesepian, untuk paham arti kebersamaan dan menghargai setiap detiknya.
Belajar dari dikhianati dan disakiti, untuk mengerti arti kesetiaan dan komitmen.
Boleh jadi demikian….
Tapi sungguh beruntung, yang bisa memahami tiga hal tersebut, tanpa harus melewati rasa sakit sebelumnya.
Belajar sendiri dan kesepian, untuk paham arti kebersamaan dan menghargai setiap detiknya.
Belajar dari dikhianati dan disakiti, untuk mengerti arti kesetiaan dan komitmen.
Boleh jadi demikian….
Tapi sungguh beruntung, yang bisa memahami tiga hal tersebut, tanpa harus melewati rasa sakit sebelumnya.
Lepaskanlah.
Maka esok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.
-Tere Liye-



Komentar
Posting Komentar