Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Balada Re-Rantauan:“Anak Wedok Siji Adoh teko Omah”

Hujan datang silih berganti Tak ada alasan Sepertinya aku.... Rindu. Rindu kampung halaman 544.3 km terpisahkan 10 jam 30 menit paling lama 8 jam tersingkat untuk berjumpa Dari awal tak mengira jarak begitu panjang memisahkan bodoh memang tidak melihat segala sesuatunya sepele mungkin tetapi.. ah sudahlah sudah tingkat menuju ahir bukan Bila rindu mengetuk hati, kadang hanya tangis yang di tahan setiap malam. Alat komunikasi tak mampu menepis rindu Lantas mengapa bergalau hati Jika itu memang sudah pilihan Pilihan yang rumit Di tanah yang terus memaksa perubahan dan perkembangan diri Apalagi saat sakit melanda... Tidak mudah memang Orang yang belum merasakan secara langsung Hanya berkomentar Homesick terus Pulang saja Banyak kendaraan menuju kesana Tapi.. Dibalik mudahnya membeli tiket untuk pulang yaitu... Padatnya jadwal ini Jauh dari orang tua adalah hal yang sangat menyiksa. Ya nama lainnya Di peran...

Dia yang tak mau di Duakan Berbicara

Hujan datang lagi Teringat oleh pertanyaan tak dikenal siapa Menanyakan hal yang tak ingin ku ingat sebenarnya Tapi pertanyaan itu muncul lagi Dan lagi Setelah jeda waktu memisahkan lama, Anonim berkata : “Bagaimana dengan yang dulu vin?” Iya. Tentang romansa yang... Tak bisa ku bercerita di dunia maya Hanya orang orang yang tak meninggalkan ku saja yang tau benar bagaimana ceritanya Mengapa? Iya jarang ku mengumbar cerita romansa yang belum jelas mengarah kemana kepada siapa saja Enggan. Sejatinya 2 pihak yang benar-benar bahagia tidak wajar menceritakan “semua cerita”nya melalui dunia maya katanya diri ini penuh tanda tanya. Tak mudah untuk dibaca. kata seorang teman Bukan pemilih, bukan menutup hati lebih tepatnya menunggu yang datang pada saat yang tepat Bukan melihat dari raga saja Bukan melampiaskan Dan bukan untuk status saja Sudah jelas bukan dari kata demi kata diatas? Tapi Ku bersyukur diberi tanda bahwa dia bukan yang te...

Balada Tingkat Setengah Menuju Ahir

Hujan datang lagi Ku teringat detik kemarin Ku bertemu denganmu lagi kawan Sayang “jarak” tak bersahabat Dekat, tapi.. memisahkan kita Waktu... enggan untuk berhenti Agar lebih lama kita bercengkerama lagi Iya, Rindu Rindu akan 2 tahun lalu Masa mudaku sebelum semua ini Berpisah, bertemu, berkenalan, belajar, berjuang, bermain , dan berpisah lagi Suatu awal untuk kerasnya hidup Kerasnya... bangku ini Menyapa Bertemu Melihat Setiap hari sebelumnya Sekarang? Pisah Jarang Enggan Tersenyum berat. Lupa? Iya mungkin lupa, karena dimensi Sibuk yang berbeda Pernah terbesit iri Iri mengapa ku tak bisa bersama kalian lagi Tak bisa merasakan suasana itu lagi Mengapa. Mengapa hanya aku Sendiri. Maju mundur pernah menghampiri Datang pergi? Sering silih berganti Bengis... kejam dunia ini Dunia kedua yang  ku hampiri Sekian persen bertemu Yang perduli mungkin hanya mengasihi Berempati Atau melihat dengan senyum...